Disko IRISA


DISkusi KOmunitas Ikatan Remaja Islam South Australia

Silaturahim para "remaja" islam untuk segala umur :)
Nonton Bareng dan diskusi
Quiz berhadiah
dan tentu saja makan-makan.

Tema:
"Bedah Film: Kiamat Sudah Dekat"

Minggu 6/Mei/2007

Acara di mulai TEPAT pukul 3.30pm
Insha Allah kami ingin membuktikkan kalau orang Indo, apalagi muslim, bisa tepat waktu (Amiiiiin)

Insha Allah, acara selesai pukul 6.30pm

Peta Lokasi:
6 Ethel Street, Forrestville
(Dekat Le Cornu Furniture dan Aadelaide (Wayville) Showgrounds)


Bus Service
Leader Street : 296-297
Anzac Highway: 248,263,265, 711,712,721

Glenelg Tram: Turun di stop 8, Forrestville

Belair Train: Turun di Goodwood Station

Seandainya Hujan, telepon kami dan kami akan berusaha untuk menjemput anda di Bus Stop/TramStop/Train Stop terdekat. Anggaplah kami Ojek payung.

Bagi yang ingin membawa sedikit cemilan (atau banyak) kami akan menerima dengan mulut tangan terbuka. Asal Halal.

Untuk informasi lebih lanjut hubungi:

Wika: 0420600715
Ayu : 0430113134




Bernyanyi bersama B.U.T.E.T

Assalamualaikum wr wb

Ramadhan yang lalu, beberapa sobat IRISA : Fadly, Ridwan, Wika, Toni, dan Daeng Udin dari PSM Makassar memutuskan untuk membuat sebuah tim Nasyid. Itung-itung kalo terkenal mungkin bisa cari tambahan ngisi acara kondangan, khitanan, atau pengajian MIIAS.

Sewaktu latian, entah mengapa, kami cenderung "tergerak" untuk menari tortor a-la Batak ketika bernyanyi. Jadi waktu nyari nama, ada yang mengusulkan "Butet", namun sebelum saya (Ridwan) sempat mengingatkan yang kalo "Butet" itu nama cewe', Saudara Toni mendahului dengan nyeletuk " BUTET aja BUka-TErus-Terawih"

Ya begitulah sejarahnya. Sampai sekarang kami masih nggak pe-de dengan nama grup kami. Ada sedikit perasaan malu, tapi nggak enak sama Toni.

Lagu Balada Puasa aslinya dinyanyikan oleh grup Nasyid "Kaca Diri"
Sementara "Curahan hati sang Toni bujang" adalah karya kebanggaan kami sendiri

Selamat menikmati. Kami mohon maaf sebesar-besarnya.

B.U.T.E.T - Balada Puasa.mp3:


Menjelang Berbuka Duduk di depan Meja
Menatap makanan yang tersedia
Kolang kaling Kolak pisang Es buah
Begitu banyak lauk lainnya

Pintu di ketuk disangka bunyi bedug
makanan langsung aja di seruduk
Perut pun kembung pikiran melambung
waktu sholat rokaat lupa hitung

Jangan gitu dong, jangan begitu
Kalau kamu puasa ramadhan
lapar dahaga dibalas dendam
akan jadi sia-sia

Main monopoli,ular tangga, Halma
Domino, dudo, dan Othello

Nongkrong di depan TV,pagi malam hari
tidur pulas nggak bangun pagi-pagi

Jangan gitu dong, jangan begitu
Kalau kamu beribadah puasa
aktifitas harus tetap dijaga
bahkan dzikir terus ditambah

Jangan gitu
Jangan Dong
Jangan

Di bulan puasa perbanyak tilawah
tingkatkan amal dan ibadah
Tarawih bersama Sholat berjamaah
menuju hamba yang bertakwa

Bulan Ramadhan
BUlan pembinaan
Jangan dilupakan, di tinggalakan

Yang di jalankan
adalah latian
untuk hidup dalam keseharian (2X)



B.U.T.E.T - Curahan Hati Sang Bujang.mp3:


Lebaran di negeri seberang
sendirian nggak punya teman
Lebaran di Australia
ingin pulang nggak punya uang

Aduuuuh.. maaaak..
Ampuni Ujang
Aduh duh du duh bapak.
Tos pa panggih mah
Ujang senang

Bujangan di negeri orang
Adu duh bayak godaaan
Pandangan harus di tahan
Jangan liat yang Jangan-Jangan

Lagu ini bukan sembarang
Curahan hati sang bujang

Labels:

Peranan Pemuda dalam Islam: Pemuda Sebagai Generasi Yang Memahami Kondisi Realitas Umma

Jika kita menyaksikan kondisi mayoritas ummat Islam saat ini, maka terlihat bahwa sebagian besar ummat berada pada keadaan yang sangat memprihatinkan, mereka bagaikan buih terbawa banjir, tidak memiliki bobot dan tidak memiliki nilai. Jika dilakukan analisis secara mendalam dari sudut pandang agama, maka akan terlihat bahwa realitas ummat yang demikian disebabkan oleh hal-hal sbb:

• Penyakit ummat Islam saat ini (baik di Indonesia maupun di berbagai negara Islam) berpangkal pada sikap infirodiyyah (individualisme). Maksudnya adalah bahwa mayoritas ummat Islam saat ini bekerja sendiri-sendiri dan sibuk dengan masalahnya masing-masing tanpa berusaha untuk menggalang persatuan dan membuat suatu bargaining position demi kepentingan ummat. Para ulama dan muballigh sibuk bertabligh, para pengusaha muslim sibuk dengan usahanya dan para pejabatnya sibuk mempertahankan jabatannya, tidak ada koordinasi dan spesialisasi untuk bekerja sesuai dengan bidangnya kemudian hasilnya dimusyawarahkan untuk kepentingan bersama. Demikian pula di tingkat ORMAS dan ORPOL, masing-masing bekerja sendiri tidak ada kerjasama satu dengan lainnya. Hal inilah yang menyebabkan jurang pemisah antara masing-masing kelompok semakin besar.

• Secara kejiwaan beberapa penyakit yang memperparah kondisi ummat Islam saat ini diantaranya adalah:

1. Emosional, artinya bahwa ikatan keislaman mayoritas ummat saat ini baru pada ikatan emosional saja, belum disertai dengan kefahaman yang mendalam akan ajaran agamanya. Sehingga disiplin untuk bekerja, semangat untuk berdakwah, gairah berinfak, dsb baru pada taraf emosional, bersifat reaktif dan sesaat saja (QS 22/11).

2. Orientasi kultus. Dalam pelaksanaan ibadah ritual, menjalankan pola hidup sampai dengan mensikapi berbagai peristiwa kontemporer, mayoritas masyarakat muslim tidak berpegang kepada dasar (dhawabith) kaidah-kaidah Islam yang jelas, karena pengetahuan keislaman yang pas-pasan, sehingga lebih memandang kepada pendapat berbagai tokoh yang dikultuskan. Celakanya para tokoh tersebut kebanyakan dikultuskan oleh berbagai lembaga yang tidak memiliki kompetensi sama sekali dalam bidang agama, seperti media massa, sehingga bermunculanlah para ulama selebriti yang berfatwa tanpa ilmu, sehingga sesat dan menyesatkan.

3. Sok pintar. Sifat kejiwaan lain yang menonjol pada mayoritas kaum muslimin saat ini adalah merasa sok pintar dalam hal agama. Jika dalam bidang kedokteran misalnya, mereka sangat menghargai spesialisasi profesi, sehingga yang memiliki otoritas untuk berbicara masalah penyakit adalah dokter, demikian seterusnya kaidah ini berlaku untuk bidang-bidang lainnya, kecuali bidang agama. Dalam bidang agama, dengan berbekal pengetahuan Islam yang ala kadarnya setiap orang sudah merasa cukup dan merasa tidak perlu belajar lagi untuk berani berbicara, berpendirian, bahkan berfatwa. Seolah-olah agama tidak memiliki kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang perlu dipelajari dan dikuasai sehingga seorang layak berbicara dengan mengatasnamakan Islam.

4. Meremehkan yang lain. Sifat lain yang muncul sebagai kelanjutan dari rasa sok pintar diatas adalah meremehkan pendapat orang lain. Dengan ringannya seorang yang baru belajar agama di sebuah universitas di Barat berani menyatakan bahwa jilbab adalah sekedar simbol saja bukan suatu kewajiban syar’i, yang dengan “fatwa-prematurnya” ini ia telah berani menafsirkan tanpa kaidah atas ayat al-Qur’an, menta’wil secara bathil hadits-hadits shahih serta membuang sirah nabawiyyah (perjalanan kehidupan Nabi SAW dan para sahabatnya) dan ijma’ (kesepakatan) fatwa para ulama sedunia, baik salaf (terdahulu) maupun khalaf (kontemporer).

• Adapun secara aktifitas (amaliyyah) beberapa penyakit yang menimpa mayoritas ummat Islam saat ini diantaranya adalah :

1. Sembrono. Dalam aspek aktifitas, maka mayoritas ummat melakukan kegiatan dakwah secara sembrono, tanpa perencanaan dan perhitungan yang matang sebagaimana yang mereka lakukan jika mereka mengelola suatu usaha. Akibat aktifitas yang asal jadi ini, maka dampak dari dakwah tersebut kurang atau tidak terasa bagi ummat. Kegiatan tabligh, ceramah, perayaan hari-hari besar agama yang dilakukan hanya sekedar menyampaikan, tanpa ada follow up dan reevaluasi terhadap hasilnya. Khutbah jum’at hanya sekedar melaksanakan rutinitas tanpa dilakukan pembuatan silabi yang berbobot sehingga jama’ah sebagian besar datang untuk tidur daripada mendengarkan isi khutbah. Kegiatan membaca al-Qur’an hanya terbatas kepada menikmati keindahan suara pembacanya, tanpa diiringi dengan keinginan untuk menikmati dan merenungkan isinya, sehingga disamakan dengan menikmati lagu-lagu dan nyanyian belaka.

2. Parsial. Dalam melaksanakan Islam, mayoritas ummat tidak berusaha untuk mengamalkan keseluruhan kandungan al-Qur’an dan as-Sunnah, melainkan lebih memilih kepada bagian-bagian yang sesuai dengan keinginannya dan menghindari hal-hal yang tidak sesuai dengan hawa nafsunya (QS 2/85). Sehingga seorang sudah dipandang sebagai muslim sejati, hanya dengan indikator melakukan shalat atau puasa saja. Padahal shalat hanya bagian yang sangat kecil saja yang menjadi kewajiban seorang muslim, disamping aturan-aturan lain yang juga wajib dilaksanakan oleh seorang muslim dalam berekonomi, politik, pergaulan, pola pikir, cita-cita, bekerja, dsb. Yang kesemuanya tanpa kecuali akan diminta pertanggungjawaban kita di akhirat kelak (QS 2/208).

3. Tradisional. Islam yang dilaksanakan masih bersifat tradisional, baik dari sisi sarana maupun muatannya. Dari sisi sarana, kaum muslimin belum mampu menggunakan media-media modern secara efektif untuk kepentingan dakwah, seperti ceramah dengan simulasi komputer, VCD film-film yang islami, iklan-iklan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam, kebanyakan masih mengandalkan kepada cara tradisional seperti ceramah di mesjid, musholla dan di lapangan. Sementara dari sisi muatannya, maka isi ceramah yang disampaikan kebanyakan masih bersifat fiqih oriented; masalah-masalah aqidah, ekonomi yang islami, sistem politik yang islami, apalagi masalah-masalah dunia Islam kontemporer sama sekali belum banyak disentuh.

4. Tambal-sulam. Dalam menyelesaikan berbagai persoalan ummat, pendekatan yang dilakukan bersifat tambal sulam dan sama sekali tidak menyentuh esensi permasalahan yang sebenarnya. Sebagai contoh, mewabahnya AIDS cara mengatasinya sama sekali bertentangan dengan Islam, yaitu dengan membagi-bagi kondom. Seolah-olah lupa atau sengaja melupakan bahwa pangkal sebab dari AIDS adalah melakukan hubungan seks tidak dengan pasangan yang sah. Dan cara menanggulanginya adalah dengan memperbaiki muatan pendidikan agama yang diajarkan dari sejak sekolah menengah sampai perguruan tinggi. Demikian pula masalah2 lainnya seperti tawuran pelajar, meningkatnya angka kriminalitas, penyalahgunaan Narkoba, menjamurnya KKN ; kesemuanya berpangkal pada satu sebab yaitu lemahnya pemahaman dan kepedulian pemerintah dalam mengajarkan dan menerapkan aturan-aturan Islam.


Di ambil dari Al-Ikhwan.net.

Labels: ,

Halal Food Review #1 : Al Amir Restaurant

Assalamualaikum wr wb

Nama: Al-Amir Lebanese Restaurant.
Alamat: Lantai 1
217 Rundle St
Adelaide 5000 (Di Atas San Giorgio)
(08) 8232 0144
Jam operasi: 5.30pm-10pm, setiap hari.
Harga rata2: $15-$22

Hari Selasa kemarin tim IRISA mengadakan kunjungan dinas ke Al-Amir Lebanese Restaurant di Rundle Street. Kesan pertama: "mmm.. keliatannya mahal", "...kok sepi yah?..", "..oh ternyata mereka jual minuman keras..".

Tim IRISA sebelumnya berencana untuk makan di Moroccan Casbah Restaurant, tapi ternyata setelah di telepon, restoran yang dulunya halal ini mengaku sudah tidak halal lagi.

Al-Amir sendiri mencantumkan "Halal" bagi semua masakannya di dalam Menunya. Sang koki sendiri bilang "Don't worry, it's all halal.... do you speak Arabic?", lalu dia bertanya kepada Fadly, anggota Tim IRISA yang jenggotnya paling subur.

Waktu itu restorannya sepi sekali, sampai kami selesai makan, kamilah satu-satunya pelanggan di sana. Pelayanannya cukup memuaskan. Mbak-mbak yang melayani kami juga cepat dan silent, tanpa suara. Tanpa terasa tiba-tiba di meja kami sudah ada 2 mangkuk kacang-kacangan dan roti lebanon gratis yang entah datangnya dari mana. Padahal tadinya nggak ada. Sambil menunggu pesanan, kami memesan Hummus+minced meat+pine nuts dip untuk dimakan dengan lebanese bread sebagai cemilan.


 Ayam Goreng pesenan Ridwan



















(Dari kiri-kanan, dimualai dari atas) (1) Ridwan pesan Ayam goreng, (2) Cabbage Roll Pesenennya Ayu, (3) Chicken Al-Amir pesenan Andri, (4) Fried Quail-nya elia,(5) Wika & Furqon masing-masing pesen Chicken & Meat Shwarma, dan terkahir, (6) Kofte (meatballs) yang di habiskan Fadly dengan sekejap.

Harganya jelas di atas rata-rata tapi porsinya banyak kok. Sekali-sekali nggak apa-apalah. Dan mayoritas kami cukup puas dengan makanannya. Hari itu pertama Wika makan makanan Arab, dan pertama kali (kita paksa) Fadly makan Acar.

Wika: "Acar Jepang enak lho, Fad..."
Fadly: "kenapa?"
Ridwan: "Kata Wika, punya -acar orang Jepang enak............"
(---- Sunyi----)

Kunjungannya cukup edukatif.

Di akhir kunjungan kami kedatangan seorang tamu terhormat, saudara Komet, yang kebetulan juga lagi butuh kamar kecil.

Setelah Komet keluar dari kamar kecil, kunjungan perdana Tim IRISA pun berakhir. Kami Kenyang, Kami ngantuk, dan kami bangkrut.



Sebelum pamit, perlu kami beritahu bahwa walaupun di dalam menu disebutkan bahwa seluruh daging dan masakan di restoran ini Halal (di dukung konfirmasi dari Chef). Tempat ini masih menjual minuman keras dan di dalam restoran, kami tidak melihat adanya sertifikasi Halal yang di gantung/di pampang di tembok.

Sekian dari kami. wassalam wr wb.


Labels:

Persik Kediri Vs Sydney FC highlights

Assalamualaikum wr wb.

Sekedar Intermezzo.

Labels: ,

DISKO IRISA

Assalamualaikum wr wb
- DISkusi KOmunitas IRISA -

Insha Allah edisi perdana acara bulanan ini akan di adakan:

Tanggal: 6 Mei 2007
Lokasi: TBA

Dengan tema:
" Bedah Film: Kiamat Sudah Dekat "



Simak terus Blog IRISA untuk keterangan lebih lanjut.




Labels:

Di balik IRISA

Assalamualaikum wr wb.

Dibalik IRISA ... tentu saja ASIRI (maap... jayuz mode)

hehehe.. Di balik IRISA ada pengurus IRISA:

Memperkenalkan:










Ketua IRISA : Fadly











Bendahara : Furqon









Sekertaris: Ayu












Seksi Humas & Riyadah: Wika















Seksi Logistik: Andri,







Seksi Keagamaan & Pelatihan: Dilla & Elia

Seksi Konsumsi: Mas Yudhi

Seksi Media & Komunikasi: Ridwan

Labels:

Pecinta Dunia di Zaman Nabi

DI MADINAH pada zaman nabi, ada seorang fakir bernama Tsa’labah bin Harhib. Dia mempunyai seorang teman yang kaya raya. Teman itu memiliki lading dan kebun yang luas, juga onta dan kambing yang tak terhitung jumlahnya. Setiap hari makan enak dan pakaiannya bagus-bagus. Tsa’labah ingin sekali menjadi orang kaya seperti temannya.

Dari hari ke hari ia terus berangan-angan jadi orang kaya. Suatu hari terlintas suatu pikiran dalam otaknya. Ia tersemyum. Ia menemukan cara bagaimana cepat kaya. Dengan semangat ia berangkat ke masjid untuk menemui Baginda Nabi Saw. Dalam hati ia berkata,

“Aku akan menemui Baginda Nabi di masjid. Aku memohon kepada beliau agar mendoakan aku jadi orang kaya. Aku yakin beliau tidak akan menolak permohonanku, sebab beliau berakhlaq mulia. Dan jika yang mendoakan adalah beliau, Allah pasti mengabulkannya.”

Tsa’labah masuk ke dalam masjid. Lalu shalat berjama’ah di belakang Rasulullah. Selesai shalat, tanpa menunggu lama-lama, Ia langsung mendekati Rasulullah dan berkata, “Duhai Rasulullah, doakanlah kepada Allah afar aku diberi harta yang melimpah ruah!”

Rasulullah mendatangi Tsa’labah dan menjawab,“Celaka kamu Tsa’labah! Harta sedikit yang kau syukuri lebih baik daripada harta melimpah ruah yang tidak bisa kau syukuri!”

Rasulullah Saw. bilang begitu karena beliau merasa kasihan pada Tsa’labah. Beliau mengerti betul bahwa harta itu bebannya berat. Orang kaya banyak memiliki kewajiban pada kaum dakir miskin. Orang kaya harus bisa mensyukuri kekayaannya. Dan kelak di akhirat pertanggungjawabannya tidaklah ringan. Rasulullah kasihan pada Tsa’labah jikalau ia kaya dan memiliki harta melimpah namun tidak bisa mensyukurinya. Kasiahan kalau sampai hartanya itu membuat lalai dan malas beribadah. Jika demikian keadaannya Allah pasti akan marah pada Tsa’labah.

Lalu dengan bahasa yang le,but dan halus Rasululah menasihati Tsa’labah agar qana’ah dan menerima lapang dada rizki yang telah ada meskipun sedikit. Tsa’labah mendengarkan nasihat Rasulullah dengan seksama lalu pulang ke rumahnya.

Dalam perjalanan ia berpikir, “Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Dia telah memberiku rizki yang cukup untuk memberi makan aku dan keluargaku. Terimakasih Rasulullah atas nasihatnya.”

Tetapi….

Saat itu ia berpapasan dengan sekelompok orang itu. Di tengah-tengah mereka ada temannya yang kaya itu. Orang kaya itu memakai pakaian yang indah dan mahal serta berjalan dengan begitu percaya diri. penampilannya benar-benar menyihir Tsa’labah. Tak ayal lagi, berubahlah pikiran Tsa’labah. Dalam hati ia berkata dengan mantap, “Tidak…tidak…harta sangat penting! Jika aku memiliki banyak harta aku akan menginfakkan di jalan Allah. Aku akan banyak sedekah. Aku bisa makan enak, memakai pakaian yang bagus, dan aku akan jadi terkenal.”

***

Pagi harinya Tsa’labah berjalan tergesa-gesa ke masjid. Ia ingin segera berjumoa dengan Baginda Rasul. Ia shalat shubuh di barisan paling depan. Selesai shalat Tsa’abah kembali maju menghadap Rasulullah Saw. dan berkata,

“Duhai Rasulullah, doakanlah aku supaya Allah memberiku harta yang melimpah!”

Rasulullah diam sejenak, lalu kembali menasehati Tsa’labah. Namun Tsa’labah tidak mau bersabar agi. Mata hati, akal dan pikirannya telah dibutakan oleh harta. Ia meyakinkan Baginda Rasul bahwa jika ia kaya, maka ia akn menunaikan segala kewajibannya. Ia akan bersedekah dan menginfakkan sebagian hartanya pada fakir miskin dan yang membutuhkan. Bahkan ia berjanji menginfakkan kekayaannya untuk pasukan Islam yang jihad fi sabilillah. Rasulullah tetap diam. Akhirnya Tsa’labah bersumpah,

“Demi Allah yang telah mengutus-Mu dengan benar, jika engkau mendoakan kepada Allah, lalu Allah melimpahkan harta yang melimpah kepadaku, pasti akan aku tunaikan segala kewajibanku!

Seketika itu Baginda Rasul langsung mengangkat tangannya dan berdoa,

“Ya Allah berilah Tsa’labah harta!”

Mendengar doa itu, Tsa’labah gembira sekali. Ia lalu berpamitan dan pulang dengan langkah yang mantap. Selama dalam perjalanan menuju rumah ia terus tersenyum sendiri dan terus mengingat-ingat doa Rasulullah Saw.
Di tengah perjalanan ia berjumpa dengan orang badui menggiring beberapa ekor kambing. Setelah banyak berbicara dengan orang badui itu dan tawar menawar harga, akhirnya ia membeli kambing-kambing itu dengan harga dua puluh lima dirham. Ia bawa kambing itu ke rumahnya dan ia pelihara dengan baik.

***

Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Kambing Tsa’labah beranak pinak dengan pesatnya. Dalam waktu beberapa bulan saja kambing itu sedah menjadi dua kali lipat. Dan terus bertambah. Perkembangan kambingnya bagaikan kelinci. Terus bertambah jumalahnya. Tsa’labah terpaksa membuat kandang yang lebih besar untuk bisa memuat seluruh kambungnya. Ia pun tinggal di dekat ternaknya.

Mual-mula ia masih aktif shalat jamaah di masjid bersama Rasulullah. Namun lama kelamaan ia mulai melalaikan shalat jamaah. Ia harus mengeluarkan kambing-kambingnya pada pagi hari sehingga tidak bisa shalat shubuh bersama Nabi. Sebelum dhuhur ia ke Madinah dan bisa melakukan shalat dhuhur dan ashar bersama Nabi. Kalau kecapaian ia tidak ikut jamaah shalat ashar. Sore hati ia sibuk membawa kambingnya ke kandangnya sehingga tidak bisa mendirikan shalat maghrib dan isya berjamaah.

Kambing milik Tsa’labah terus berkembang dan berkembang. Jumlahnya sampai mencapai ratusan. Terpaksa Tsa’labah membuat kandang baru di luar kota Madinah agar dekat dengan tempat pengembalaa kambing. Ia memutuskan untuk tinggal di dekat peternakannya. Karena repot dan jauh, ia tidak bisa lagi shalat berjamaah bersama Rasulullah dan para sahabat lainnya. Ia tidak lagi pergi ke Madinah kecuali pada hati jumat untuk menunaikan shalat Jumat.

Lama kelamaan ia juga malas pergi shalat Jumat. Ia memilih shalat sendirian di dekat kambing-kambingnya.

Beberaoa tahun kemudian Rasulullah Saw. hendak mempersipkan pasukan untuk berjihad di jalan Allah. Beliau mengajak dan mendorong para sahabatnya untuk menyumbangkan harta bendanya untuk pembuatan senjata dan pasukan perang Islam. Kaum muslimin yang memiliki harta berlomba-lomba menginfakkan hartanya. Semua menyumbang sesuai dengan kadar kemampuannya.

Pemumpulan infak dan sedekah it uterus berlangsung. Rasulullah juga mengirim surat untuk penduduk yang tinggal di sekitarnya. Termasuk mengirim surat untuk Tsa’labah. Seorang utusan Rasul menyampaikan surat itu pada Tsa’labah. Namun Tsa’labah menolak untuk memberikan infaq. Ia bahkan malah berkata “Tidak bisa! Ini adalah pajak yang dipaksakan oleh Rasul untuk mengambil hartaku secara zalim.”

Tsa’labah lalu mengusir utusan Rasul itu dengan kasar. Utusan itu kembali ke Madinah dengan perasaan sedih dan hancur. Begitu memasuki kota Madinah mereka melihat Rasulullah berjalan kea rah mereka dari jauh. Sebelum utusan itu menyampaikan apa yang terjadi Rasulullah bersabda,

“Celaka kamu Tsa’labah! Celaka kamu Tsa’labah! Celaka kamu Tsa’labah!”

Lalu malaikat Jibril turun membawa wahyu dan membacakan kepada Rasul beberapa ayat dar surat At Taubah yang mensifati Tsa’labah sebagai orang munafiq dan bakhil yang diancam dengan azab yang pedih.

Tsa’labah mengetahui kabar marahnya Rasulullah dan turunnya wahyu. Ia sangat ketakutan. Lalu ia datang ke MAdinah sambil membawa sedekah depada Rasulullah Saw. Tetapi beliau tidak menerimanya. Tsa’labah semakin ketakutan. Ia menyesal atas apa yang dilakukaknnya. Ia berguling-guling di tanah sebagai tanda penyesalan. Tasulullah hanya berkata, “Itulah balasan perbuatanmu Tsa’labah!”

Sampai sekarang kaum muslimin masih membaca kisa Tsa’labah dalam surat At Taubah. Di situ Tsa’labah disamakan dengan orang-orang munafiq karena kekikirannya dank arena cintanya pada dunia membuatnya berpaling dari jamjinya kepada Rasulullah Saw. Sungguh malang orang-orang kaya yang kikir dan tidak mau bersyukur, “Celakalah Tsa’labah Celakalah orang-orang munafiq!”

Habiburrahman El Shirazy

Labels:

Selamat Datang di Adelaide

Labels: